CINA, HEGEMONI, DAN KEPEMIMPINAN DI ASIA TIMUR
(David C. Kang)
1. Pendahuluan
Apakah Cina saat ini merupakan "kekuatan besar yang meningkat", yang ditakdirkan untuk berperilaku seperti meningkatnya kekuatan Eropa di masa lalu, seperti Wilhelmine Germany atau Napoleonic France? Apakah Cina dan kawasan Asia Timur adalah sesuatu yang unik, dan haruskah mereka mengambil keputusan sendiri? Atau adakah pendekatan teoretis lain yang dapat membantu kita menjelaskan dan mengontekstualisasikan Asia Timur kontemporer? Dinamisme ekonomi dan diplomatik China baru-baru ini telah mendorong spekulasi luar biasa tentang implikasi regional dan global. Dalam lingkaran akademis dan pembuatan kebijakan, debat ini menyinggung seputar pertanyaan apakah Asia Timur akan berubah menjadi permainan keseimbangan yang hebat antara tidak akan mengikuti jalan yang melakukan aspiran kekuatan besar Eropa, itu jelas tidak berarti bahwa Asia Timur sebagai suatu wilayah adalah sui generis , dan mengambil Asia Timur dengan caranya sendiri daripada sebagai refleksi dari Eropa. tidak berarti berdebat untuk Asia Timur yang unik dan tidak berubah.
Faktanya, ketika para cendekiawan mencari model teoretis dan empiris untuk memahami kebangkitan Cina dan hubungannya dengan negara-negara tetangganya, mungkin lebih bermanfaat untuk mengeksplorasi konsep hegemoni, daripada keseimbangan kekuasaan, dan membandingkan Cina dengan negara lain. Uni Soviet bukan Eropa. Uni Soviet merupakan tantangan militer, ekonomi, dan ideologis bagi hegemoni Barat dan Amerika. 2 Secara teoritis, argumen utama dari esai ini adalah untuk