A.
Pengantar
Manusia
dan Alam/Lingkungan Hidup tidak bisa dipisahkan, sebab manusia membutuhkan alam
untuk bertahan hidup. Adapun masalah keterbatasan sumber daya alam serta
kerusakan lingkungan hidup merupakan dua permasalahan yang kini sedang dihadapi
bangsa Indonesia, maupun negara-negara lainnya di dunia pada umumnya. Padatnya
penduduk suatu wilayah akan menyebabkan ruang gerak semakin terciut dan hal ini
disebabkan manusia merupakan bagian utama dari ekosistem, dimana manusia hidup
dengan mengekploitasi lingkungannya.
Secara
umum, penduduk adalah orang-orang yang tinggal disuatu daerah/wilayah tertentu
yang terikat oleh peraturan yang berlaku dan saling berinteraksi secara terus
menerus. Pertumbuhan penduduk yang cepat meningkatkan permintaan terhadap
sumber daya alam. Pada saat yang sama meningkatnya konsumsi yang disebabkan
oleh membengkaknya jumlah penduduk yang pada akhirnya akan berpengaruh pada
semakin berkurangnya produktifitas sumber daya alam.
Jumlah
penduduk selalu bertambah sehingga kepadatan populasi terus meningkat. Hal ini
akan berpengaruh pada daya dukung lingkungan. Daya dukung lingkungan yang
terbatas menyebabkan terjadinya kelangkaan sumber daya alam, terjadinya
pencemaran, dan timbul persaingan untuk mendapatkan sumber daya alam. Selain
itu
pertumbuhan penduduk yang tinggi tanpa diikuti pertumbuhan ekonomi yang
seimbang sering kali hanya menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas
rendah.
Masalah
lingkungan hidup dan kependudukan yaitu masalah pencemaran lingkungan fisik, desertifikasi,
deforestasi, overeksploitasi terhadap sumber-sumber alam, serta berbagai
fenomena degradasi ekologis semakin hari semakin menujukkan peningkatan yang
signifikan. Keprihatinan ini tidak saja memberikan agenda penanganan masalah
lingkungan yang bijak. Namun juga merupakan “warning” bagi kehidupan, bahwa
kondisi lingkungan hidup sedang berada pada tahap memprihatinkan. Seandainya
tidak dilakukan upaya penanggulangan secara serius, maka dalam jangka waktu
tertentu kehidupan ini akan musnah. Hal ini terjadi karena lingkungan (alam)
tidak mampu lagi memberikan apa-apa kepada kita. Padahal seperti kita ketahui
bahwa manusia merupakan bagian utama dari lingkungan hidupnya, ia tidak dapat
dipisahkan dari padanya.
B.
Teori Kependudukan
1. Aliran Malthusian
(Thomas Robert Malthus)
Dalam
karya “Essay on Population”, Malthus adalah orang pertama yang mengemukakan
tentang penduduk. Malthus berpendapat bahwa bahan makanan penting untuk
kelangsungan hidup, nafsu manusia tak dapat ditahan dan pertumbuhan penduduk
jauh lebih cepat dari bahan makanan. Teori Malthus menjelaskan bahwa
pertumbuhan penduduk mengikuti deret ukur sedangakan pertumbuhan ketersediaan
pangan mengikuti deret hitung, pada kasus ini dimana terdapat permasalahan
meledaknya jumlah penduduk dikota yang tidak diimbangi dengan ketersediaan
pangan pun berkurang, hal ini merupakan perimbangan yang kurang menguntungkan
jika kita kembali kepada teori Malthus. (Conway, 2015)
Teori
Malthus menjelaskan tentang pentingnya keseimbangan pertambahan jumlah penduduk
menurut deret ukur terhadap persediaan bahan makanan menurut deret hitung.
Teori Malthus tersebut sebetulnya sudah mempersoalkan daya dukung lingkungan
dan daya tampung lingkungan. Tanah sebagai suatu komponen lingkungan alam tidak
mampu menyediakan hasil dengan batas ambang lingkungan, agar tidak menjadi
beban lingkungan atau mengganggu daya dukung dan daya tampung lingkungan,
dengan menampakkan bencana alam berupa banjir, kekeringan, gagal panen,
kelaparan, wabah penyakit dan kematian.pertanian untuk mencukupi kebutuhan
jumlah penduduk yang terus bertambah dan makin banyak. Daya dukung tanah
sebagai komponen lingkungan menurun, karena beban manusia yang makin banyak.
Jumlah penduduk harus seimbang.
Menurut
pendapatnya, faktor pencegah dari ketidakseimbangan penduduk dan manusia antara
lain Preventive checks (penundaan perkawinan, mengendalikan hawa nafsu dan
pantangan kawin), Possitive checks (bencana alam, wabah penyakit, kejahatan dan
peperangan). Robert Malthus ini mengemukakan beberapa pendapat tentang
kependudukan, yaitu: (a) Penduduk (seperti juga tumbuhan dan binatang) apabila
tidak ada pembatasan akan berkembang biak dengan sangat cepat dan memenuhi
dengan cepat beberapa bagian dari permukaan bumi. (b) Manusia untuk hidup memerlukan
bahan makanan, sedangkan laju pertumbuhan makanan jauh lebih lambat (deret
hitung) dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk (deret ukur). (Conway,
2015)
2.
Aliran Marxist (Karl & F. Angel)
Aliran
ini tidak sependapat dengan Malthus (apabila tidak dibatasi penduduk akan
kekurangan makanan). Menurut Marxist tekanan penduduk di suatu negara bukanlah
tekanan penduduk terhadap bahan makanan, tetapi tekanan terhadap kesempatan
kerja (misalnya di negara kapitalis) Marxist juga berpendapat bahwa semakin
banyak jumlah manusia semakin tinggi produk yang dihasilkan, jadi dengan
demikian tidak perlu diadakan pembatasan penduduk. Negara-Negara yang mendukung
teori Malthus umumnya adalah negara berekonomi kapitalis seperti USA, Inggris,
Prancis, Australia, Canada, dll Sedangkan negara-negara yang mendukung teori
Marxist umumnya adalah negara-negara berekonomi Sosialis seperti Eropa Timur,
RRC, Korea, Rusia dan Vietnam. (Conway, 2015)
Dasar
Pegangan Marxist adalah beranjak dari pengalaman bahwa manusia sepanjang sejarah akan dapat menyesuaikan diri dengan
perkembangan zaman. Beda pandangan Marxist dan Maltus adalah pada “Natural
Resource” tidak bisa dikembangkan atau mengimbangi kecepatan pertumbuhan
penduduk. Menurut Marxist tekanan penduduk di suatu negara bukanlah tekanan
penduduk terhadap bahan makanan, tetapi tekanan terhadap kesempatan kerja
(misalnya di negara kapitalis). Marxist juga berpendapat bahwa semakin banyak
jumlah manusia semakin tinggi produk yang dihasilkan, jadi dengan demikian
tidak perlu diadakan pembatasan penduduk. Berikut beberapa pendapat aliran
Marxis: (a) Populasi manusia tidak menekan makanan, tapi mempengaruhi
kesempatan kerja. (b) Kemeralatan bukan terjadi karena cepatnya pertumbuhan
penduduk, tapi karena kaum kapitalis mengambil sebagian hak para buruh. (c)
Semakin tinggi tingkat populasi manusia, semakin tinggi produktifitasnya, jika
teknologi tidak menggantikan tenaga manusia sehingga tidak perlu menekan jumlah
kelahirannya, ini berarti ia menolak teori Malthus untuk menekan angka
kelahiran. (Pratama, 2017)
3.
Aliran Neo Malthusian (Garreth Hardin & Paul Ehrlich)
Pada
abad 20 teori Malthus mulai diperdebatkan kembali. kelompok ini menyokong
aliran Malthus, akan tetapi lebih radikal lagi dan aliran ini sangat
menganjurkan untuk mengurangi jumlah penduduk dengan menggunakan caracara
“Preventif Check” yaitu menggunakan alat kontrasepsi. Tahun 1960an dan 1970an
foto-foto telah diambil dari ruang angkasa dengan menunjukkan bumi terlihat
seperti sebuah kapal yang berlayar dengan persediaan bahan bakar dan bahan
makanan yang terbatas. Pada suatu saat kapal ini akan kehabisan bahan bakar dan
bahan makanan tersebut sehingga akhirnya malapetaka menimpa kapal tersebut.
Tahun 1871 Ehrlich menulis buku “The Population Bomb” dan kemudian direvisi menjadi
“The Population Explotion” yang berisi:
a.
Sudah terlalu banyak manusia di bumi ini.
b.
Keadaan bahan makanan sangat terbatas.
c.
Lingkungan rusak sebab populasi manusia meningkat.
Analisis
ini dilengkapi oleh Meadow (1972), melalui buku “The Limit to Growth” ia
menarik hubungan antara variabel lingkungan (penduduk, produksi pertanian,
produksi industri, sumber daya alam) dan polusi. Tapi walaupun begitu,
melapetaka tidak dapat dihindari, hanya manusia cuma menunggunya, dan membatasi
pertumbuhannya sambil mengelola alam dengan baik. Kritikan terhadap Meadow
umumnya dilakukan oleh sosiolog yang menyindir Meadow karena tidak mencantumkan
variabel sosial-budaya dalam penelitiannya. Karena itu Mesarovic dan Pestel
(1974) merevisi gagasan Meadow & mencantumkan hubungan lingkungan antar
kawasan. (Conway, 2015)
C.
Dampak Perkembangan Penduduk Bagi SDA dan Lingkungan
Permasahan kependudukan seperti kemiskinan, kriminalitas,
pencemaran lingkungan, keterbatasan sumber daya alam dan masalah-masalah
lainnya. Dimana sangat dibutuhkan kesadaran berbagai pihak bahwa masalah
kependudukan merupakan tanggung jawab bersama. Pemerintah, Swasta serta
Masyarakat sipil termasuk kelompok remaja sebagai generasi muda bangsa memiliki
tanggung jawab yang sama besar.
Kepadatan populasi
manusia di berbagai daerah umumnya tidak sama dan selalu berubah-ubah, karena
penyebaran penduduknya tidak merata. Hal
ini disebabkan karena adanya adanya dinamika penduduk yang meliputi kelahiran, kematian, dan migrasi. Jumlah
penduduk di Indonesia dari tahun ke tahun bertambah pesat. Indonesia merupakan
negara dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 setelah Amerika Serikat, China dan
India. Jumlah penduduk yang besar, wilayah yang luas, serta kondisi geografis
berupa kepulauan serta persebaran
penduduk yang tidak merata menjadi permasalahan tersendiri bagi Indonesia.
Manusia sebagai makhluk yang paling utama di dalam
ekosistemnya, memiliki daya dalam mengkreasi dan mengkonsumsi berbagai
sumber-sumber daya alam bagi kebutuhan hidupnya. Ledakan penduduk sebagai
akibat pertumbuhan penduduk yang cepat seperti itu memberikan dampak yang buruk
bagi kehidupan dan pencemaran lingkungan. Sudah banyak sekali terjadi
pencemaran lingkungan di Indonesia, yang disebabkan oleh berbagai macam masalah
seperti polusi dari kendaraan, banjir yang disebabkan oleh buang sampah
sembarangan, serta panasnya bumi karena kurangnya oksigen sebab hutan-hutan
banyak ditebang sebagai lahan tempat tinggal manusia, dan tanaman-tanaman
semakin berkurang dan semakin sedikit menghasilkan oksigen.
Jika ditinjau ulang, seluruh aktivitas yang dapat merusak
lingkungan tersebut dan juga menghasilkan polusi, merupakan aktivitas yang
dilakukan oleh manusia. Manusia dalam hal ini berperan penting dalam
kelangsungan hidup lingkungan di sekitarnya. Semakin banyak jumlah penduduk di
suatu tempat cenderung menyebabkan pencemaran dalam suatu lingkungan tersebut.
Pencemaran atau polusi tidak dapat dihindari, yang dapat dilakukan adalah
mengurangi, mengendalikan pencemaran, dan meningkatkan kesadaran serta
kepedulian masyarakat kepada lingkungannya. Jumlah penduduk yang makin
meningkat menyebabkan kebutuhannya makin meningkat pula.
Amelia (2014) mengemmukakan dampak yang ditimbulkan oleh
ledakan penduduk terhadap sumber daya alam dan lingkungan yaitu:
1.
Kesejahteraan
Tingkat kesejahteraan
penduduk ditentukan oleh gizi dan kesehatan yang baik, pendidikan yang memadai,
dan pemukiman yang layak. Usaha pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan
sangat besar, yaitu dengan cara usaha perbaikan gizi keluarga, meningkatkan
pendapatan perkapita khususnya pada golongan masyarakat yang memiliki kemampuan
ekonomi dan kesejahteraan sosial rendah, meningkatkan kualitas fisik manusia
pemerintah melakukan program peningkatan produksi pangan. Dari sektor pendidikan
pemerintah meningkatkan pendidikan dengan memberantas buta huruf melalui kejar
paket A dan mencanangkan program wajib belajar 9 tahun bebas biaya pendidikan.
2.
Ketersediaan Pangan
Ketidakseimbangan
antara produksi pangan dengan bertambahnya jumlah penduduk sangat mempengaruhi
kualitas hidup manusia. Akibatnya penduduk dapat kekurangan gizi atau bahkan
kurang pangan. Sebagian besar lahan pertanian di kota telah mengalami
pergeseran struktur untuk digunakan lahan pembangunan pabrik, perumahan,
kantor, dan pusat perbelanjaan. Olehnya itu, untuk memenuhi kebutuhan pangan
masyarakat kota sangat tergantung dengan desa yang merupakan penghasil pangan.
3.
Ketersediaan Lahan
Kepadatan penduduk
mendorong peningkatan kebutuhan lahan, baik lahan untuk tempat tinggal, sarana
penunjang kehidupan, industri, tempat pertanian, dan sebagainya. Untuk
mengatasi kekurangan lahan, sering dilakukan dengan memanfaatkan lahan
pertanian produktif untuk perumahan dan pembangunan sarana dan prasarana
kehidupan. Selain itu pembukaan hutan juga sering dilakukan untuk membangun
areal industri, perkebunan, dan pertanian. Meskipun hal ini dapat dianggap
sebagai solusi, sesungguhnya kegiatan itu merusak lingkungan hidup yang dapat
mengganggu keseimbangan lingkungan. Jadi peluang terjadinya kerusakan
lingkungan akan meningkat seiring dengan bertambahnya kepadatan penduduk.
4.
Ketersediaan Udara
Bersih
Udara bersih merupakan
kebutuhan mutlak bagi kelangsungan hidup manusia. Udara bersih banyak
mengandung oksigen. Semakin banyak jumlah penduduk berarti semakin banyak
oksigen yang diperlukan. Bertambahnya pemukiman, alat transportasi, dan kawasan
industri yang menggunakan bahan bakar fosil (minyak bumi, bensin, solar, dan
batu bara) mengakibatkan kadar CO2 dan CO di udara semakin tinggi. Berbagai
kegiatan industri juga menghasilkan gas-gas pencemar seperti oksida nitrogen
(NOx) dan oksida belerang (SOx) di udara. Zat-zat sisa itu dihasilkan akibat
dari pembakaran yang tidak sempurna. Jadi dapat dipahami bahwa semakin tinggi
kepadatan penduduk, maka kebutuhan oksigen semakin banyak.
5.
Ketersediaan Air Bersih
Meskipun 2/3 dari
luasan bumi berupa air, namun tidak semua jenis air dapat digunakan secara
langsung. Oleh karena itu persediaan air bersih yang terbatas dapat menimbulkan
masalah yang cukup serius. Air bersih dibutuhkan oleh berbagai macam industri,
untuk memenuhi kebutuhan penduduk, irigasi, ternak, dan sebagainya. Pembuatan
sumur artesis untuk keperluan industri dan kompleks perumahan mengakibatkan
sumur-sumur tradisional mengering. Selain itu, kawasan pemukiman padat penduduk
sering hanya menyediakan sedikit kawasan terbuka sebagai daerah serapan air
hujan. Kawasan yang tertutup rapat oleh aspal dan beton membuat air tidak dapat
meresap ke lapisan tanah, sehingga pada waktu hujan air hanya mengalir begitu
saja melalui permukaan tanah. Akibatnya cadangan air di dalam tanah semakin
lama semakin berkurang sehingga pada musim kemarau sering kekurangan air
bersih.
6.
Pencemaran lingkungan
Aktivitas manusia untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya sering menimbulkan dampak buruk pada lingkungan.
Misalnya untuk memenuhi kebutuhan bahan bangunan dan kertas, maka kayu di hutan
ditebang. Untuk memenuhi kebutuhan lahan pertanian, maka hutan dibuka dengan
cara dibakar dan rawa/lahan gambut dikeringkan. Untuk memenuhi kebutuhan
sandang, didirikan pabrik tekstil. Untuk mempercepat transportasi, diciptakan
berbagai jenis kendaraan bermotor. Apabila tidak dilakukan dengan benar,
aktivitas seperti contoh tersebut lambat laun dapat menimbulkan pencemaran
lingkungan dan kerusakan ekosistem. Misalnya penebangan hutan yang tidak
terkendali dapat mengakibatkan berbagai bencana seperti banjir dan tanah
longsor, serta dapat melenyapkan kekayaan keanekaragaman hayati di hutan
tersebut. Apabila daya dukung lingkungan terbatas, maka pemenuhan kebutuhan
penduduk selanjutnya menjadi tidak terjamin. Di daerah yang padat, karena
terbatasnya tempat penampungan sampah, seringkali sampah dibuang di tempat yang
tidak semestinya, misalnya di sungai. Akibatnya timbul pencemaran air dan
tanah. kebutuhan transportasi juga bertambah sehingga jumlah kendaraan bermotor
meningkat. Hal ini akan menimbulkan pencemaran udara dan suara. Jadi kepadatan
penduduk yang tinggi dapat mengakibatkan timbulnya berbagai pencemaran
lingkungan dan kerusakan ekosistem.
D.
Solusi Ledakan Penduduk Bagi SDA dan Lingkungan
Kekayaan sumber daya alam dan lingkungan tidak banyak
artinya apabila sumberdaya manusia masih terbatas dalam melakukan inovasi
produksi dan promosi pasar. Dalam mengatasi krisis ini yang perlu dibenahi
adalah manusianya, melalui kesehatan, pendidikan, cara berfikir dan kesadaran
baru, etos kerja serta upaya mewujudkan perubahan dalam berbagai bidang
kehidupan. Kebijakan pembangunan perlu disusun dengan pemahaman pluralitas
budaya maupun pertimbangan atas keragaman sumberdaya wilayah baik yang bersifat
hayati maupun fisik.
Dari permasalahan kehutanan dan kelautan saja sudah banyak
sekali yang harus dibenahi, apalagi bila kita menyelami permasalahan
pembangunan dan lingkungan hidup secara lebih detail akan lebih banyak lagi
yang harus dihadapi dan diselesaikan. Tidaklah benar bahwa kemiskinan tidak
dapat dihindarkan (seperti dikatakan Malthus) atau kemiskinan itu disebabkan
karena sistem kapitalis (seperti pendapat Marx) dengan mengatakan, kalau suatu
waktu di suatu wilayah terjadi kekurangan bahan makanan, maka keadaan ini
hanyalah bersifat sementara saja.
Pemecahannya ada dua kemungkinan yaitu: mengimpor bahan
makanan, atau memindahkan sebagian penduduk wilayah tersebut ke wilayah lain.
Memperhatikan bahwa tinggi rendahnya tingkat kelahiran ditentukan oleh manusia
itu sendiri, maka untuk meningkatkan tingkat golongan yang tidak mampu. Dengan
meningkatnya pendidikan penduduk maka secara rasional maka mereka
mempertimbangkan perlu tidaknya menambah jumlah anak sesuai dengan karier dan
usaha yang ada. Oleh karena itu perlu kiranya untuk mencari jalan kembali pada
yang benar dan menemukan jati diri manusia sebagai pemimpin.
Adapun solusi untuk menghindari dampak perkembangan
penduduk bagi sumber daya alam dan lingkungan:
1)
Penanaman pepohonan
untuk menurunkan tingkat pencemaran udara, khusunya diperkotaan agar disediakan
lahan untuk hutan kota, pembudidayaan Tanaman dengan membudidayakan tanaman di
tempat lahan yang tersedia.
2)
Jangan membuang sumber
daya alam secara sia-sia dan gunakanlah dengan bijak dan sesuai keperluan dan
kecukupannya.
3)
Perhatiakan analisis
mengenai dampak lingkungan (AMDAL) untuk lahan perindustrian dan lahan
perumahan, atau sebaiknya kurangi lahan perindustrian dan usahakan agar tidak
mencemari lingkungan.
4)
Menggalakan produksi
pangan sehingga bisa mencegah terjadinya orang yang busung lapar dan kurang
gizi.
5)
Menekan angka kelahiran
dengan program Keluarga Berencana, pencegah dari ketidakseimbangan penduduk dan
manusia antara lain dengan preventive checks (penundaan perkawinan,
mengendalikan hawa nafsu dan pantangan kawin).
Pembangunan
sebaiknya memperhatiakn program berkelanjutan harus diarahkan agar seminimal
mungkin berakibat rusaknya bentang alam lingkungan, baik lingkungan hayati dan
non hayati.
Daftar Pustaka
Amelia, Melda. 2014. Pertumbuhan Masyarakat dan Sumber Daya Alam. Diakses 19 Februari 2019: https://www.slideshare.net/meldays22/makalah-new
Conway, Edmund. 2015. 50 Gagasan Ekonomi yang Perlu Anda Ketahui,
Penerbit Erlangga Group, Jakarta.
Pratama, Aditya. 2017. Analisis Tingkat Pertumbuhan
Penduduk Terhadap Harga Tanah Perspektif Ekonomi Islam (Studi Pada Kecamatan
Jati Agung). Undergraduate thesis, UIN Raden Intan Lampung. Diakses 19 Februari
2019: https://repository.radenintan.ac.id/1139/
No comments:
Post a Comment