Powered By Blogger

Monday, May 20, 2019

Paradigma Perencanaan Dan Perencanaan Ekonomi



Paradigma Perencanaan
Berdasarkan tipologi tersebut, maka jenis-jenis perencanaan yang terbentuk dan berkembang antara lain berdasarkan paradigma perencanaan :
1.      Theosentris. Theosentris adalah suatu paham yang melahirkan suatu pemerintahan teokrasi, yang menggabungkan antara dogma-dogma agama dan kekuasaan dimana masyarakat diatur dan diperintah oleh raja-raja melalui suatu sistem yang bersifat militer, yang didampingi oleh ahli agama atau pendeta. Pada paradigma perencanaan ini, fungsi perencanaan harus
menunjang kekuatan monarki, serta memberikan tekanan pada kepentingan penguasa, birokrat, militer dan penguasa keagamaan. Contoh hasil perencanaan jenis ini adalah Kota Jogja secara kosmologi, dan Hasta kosala-kosali secara mitologi.
2.      Positivism. Perencanaan jenis ini hanya percaya pada perihal yang nyata, tidak khayal, menolak metafisika dan teologi. Perencanaan harus bermanfaat dan diarahkan pada pencapaian kemajuan, pasti, jelas dan tepat, serta menuju kearah penataan dan penertiban. Pembangunan dan kemajuan ditandai oleh dominasi kerja ilmu pengetahuan modern atau ilmu-ilmu positif. Fungsi perencanaan ini adalah memastikan bahwa perencanaan memiliki kapasitas rekayasa sosial, memiliki citra pasti, memiliki cetak biru (blueprint) dari suatu badan perencanaan, program-program pasti dilaksanakan di lapangan tanpa perubahan, bersifat lebih kearah pekerjaan keteknikan (engineering), penerapan standard-standard teknis, pendekatan master plan, dan land use. Contoh hasil perencanaan jenis ini adalah landuse planning sebagai bentuk orientasi spasial dan RUTRK-RTRTK sebagai bentuk standard planning.
3.      Utopianism. Utopianism adalah suatu paham yang bertujuan mengembangkan nilai-nilai esensial kemanusiaan dan lingkungan yang telah terabaikan oleh sistem industri dan birokrasi, untuk dibawa ke suatu masa depan yang ideal (lingkungan sosial dan fisik). Fungsi perencanaan jenis ini adalah untuk mempertahankan atau mengembalikan kesinambungan searah dan lembaga-lembaga kota yang telah dihancurkan untuk kepentingan ekonomi profit, dikaitkan kembali dengan nilai-nilai lingkungan perdesaan (udara bersih, open spaces, pohon-pohon). Contoh hasil perencanaan jenis ini adalah perencanaan kota baru, garden city, dll sebagai bentuk idealisme serta utopianisme.
4.      Rasionalism. Rasionalisme adalah sumber pengetahuan yang dapat dipercaya adalah akal (rasio) dan pengalaman (empiris) berfungsi meneguhkan pengetahuan yang diperoleh oleh akal. Fungsi planning disini merupakan suatu aktivitas publik, masyarakat memutuskan dan mengontrol pembangunannya sendiri dengan cara rasional. Esensi planning dalam paradigma ini adalah rasionalitas atau penerapan akal sehat, mengarah pada cara kerja ilmiah, memiliki citra pasti dan menyeluruh, program-program disusun untuk dievaluasi dan memberikan peluang bagi adanya tindakan pemecahan masalah (problem solving). Contoh hasil paradigma perencanaan jenis ini adalah Repelita atau Repelitada, Pembagain wilayah, dan SWP. Jenis perencanaan ini menganut paham-paham seperti rasional komprehensif, incrementalism, dan strategic planning.
5.      Pragmatisme. Dalam perencanaan jenis ini, perubahan bukan dituntun oleh pikiran-pikiran yang datang dari luar, melainkan oleh pengalaman empiris langsung dimana kebenaran adalah sesuatu yang membuktikan dirinya benar melalui pengalaman praktis dan muara akhir dari pragmatisme adalah manfaat. Sesuatu yang tidak bermanfaat bagi kehidupan praktis, tidak memiliki kekuatan kebenaran. Paradigma ini muncul karena adanya kejenuhan - kejenuhan terhadap teori planning yang telah mapan dan sering disebut sebagai pendekatan anti teori atau anti planning. Fungsi paradigma perencanaan jenis ini menekankan pada incrementalism yang didasarkan pada market decision-making, pembangunan diserahkan sepenuhnya kepada mekanisme pasar tanpa intervensi jauh dari pemerintah, dan yang penting adalah melakukan aksi atau kegiatan nyata (getting things done). Contoh perencanaan ini adalah Kawasan Bisnis (swasta) dan Housing Estate.
6.      Fenomenologi. Paradigma perencanaan ini memberi perhatian pada perihal yang nampak, terlihat pada dirinya sendiri. Pengamatan pada yang nampak bertujuan me-nemukan “hakekat” dengan menghubungkan kesadaran subyek dengan obyek dan menolak bentuk-bentuk konformitas. Realitas itu relatif, hanya dapat dipahami melalui agregat individu. Fungsi perencanaan ini adalah ketidak percayaan pada planning yang bersifat menyeluruh dan berlaku umum (menolak "comprehensive planning" dan "positive planning") dan Planning harus berorientasi pada kesejahteraan masyarakat dan diarahkan pada tindakan nyata, bukan sebagai alat penguasa dan pemilik modal. Dalam paradigma ini planning harus responsif dan mendukung terbentuknya konsensus-konsensus baru atas dasar pluralisme. Contoh hasil perencanaan jenis ini adalah advocacy dan empowerment sebagai bentuk pemihakan dan equity planning.
Sedangkan berdasarkan substansi atau sektoral atau obyek dari perencanaan, maka jenis perencanaan dibedakan menjadi:
  1. Sosial. Dalam jenis perencanaan ini dimungkinkan penggunaan dua pendekatan atau lebih misalnya social reform, atau social learning. Contoh : Keluarga Berencana, Perencanaan Kesehatan, Pengentasan Kemiskinan, dll.
  2. Ekonomi. Jenis perencanaan ini pada umumnya menggunakan pendekatan social reform – rational planning. Contohnya Repelita, Repelitada dan Business Plan.
  3. Spasial. Sama seperti perencanaan ekonomi, jenis perencanaan ini pada umumnya menggunakan pendekatan social dan rational planning. Contohnya RUTRK, RDTRK, RTRK, Perencanaan Kawasan Wisata, dll.
Di dalam perkembangannya, perencanaan menghadapi tantangan akibat kemajuan peradaban manusia serta teknologi yang begitu pesat. Tantangan perencanaan yang seperti masih saja menjadi pekerjaan rumah bagi para perencana dewasa ini antara lain:
·         Kemiskinan dan ketidakadilan sosial;
·         Globalisasi dan pasar bebas atau kapitalisme atau komisialisasi atau privatisasi
·         Demokratisasi dan Desentralisasi;
·         Pluralisme
·         Kerusakan lingkungan;
·         Konsepsi dan peran negara

Perencanaan Ekonomi
Perencanaan Ekonomi adalah pengendalian dan pengaturan perekonomian dengan sengaja oleh suatu penguasa pusat untuk mencapai suatu sasaran dan tujuan tertentu di dalam jangka waktu tertentu pula. Menurut Mohammad Hatta, tujuan perencanaan adalah mengadakan suatu perekonomian nasional yang diatur, yang direncanakan tujuannya dan jalannya. Perencanaan pembangunan ditandai dengan adanya usaha dan tujuan yang bersifat pembangunan tertentu.
Ciri-ciri dari suatu perencanaan pembangunan perekonomian:
1.       Usaha dalam meningkatkan pendapatan per kapita.
2.       Usaha Pengadakan perubahan struktur ekonomi.
3.       Usaha Perluasan kesempatan kerja.
4.       Usaha pembinaan lembaga-lembaga ekonomi.
5.       Usaha menjaga stabilitas ekonomi.
Unsur-unsur perencanaan pembangunan:
1.       Strategi dasar rencana pembangunan.
2.       Adanya kerangka rencana makro.
3.       Perkiraan sumber-sumber pembangunan khususnya sumber pembiayaan pembangunan.
4.       Uraian kerangka kebijaksanaan yang konsisten.
5.       Perencanaan pembangunan adalah program investasi yang dilakukan secara sektoral.
Fungsi-fungsi perencanaan:
1.       Adanya pedoman yang ditujukan dengan tujuan perekonomian.
2.       Dengan rencana dapat dilakukan perkiraan potensi, prospek dan hambatan yang akan datang.
3.       Perencanaan sebagai alat ukur untuk mengadakan pengawasan evaluasi.

Sifat dan Peranan Perencanaan Ekonomi
Suatu rencana ekonomi bisa dianggap sebagai target ekonomi secara kuantitatif yang khusus dan harus dicapai dalam jangka waktu tertentu. Rencana ekonomi bersifat komprehensif atau parsial yang artinya menetapkan sasarannya mencakup seluruh aspek pokok perekonomian nasional, sedangkan yang bersifat parsial adalah hanya mencakup sebagian dari perekonomian nasional seperti sector industri, pertanian, luar negri, dsb.
Perekonomian pasar tidak sesuai dengan tugas operasional negara-negara miskin, yakni bagaimana memobilisir sumberdaya yang terbatas sehingga timbul perubahan structural untuk medorong pertumbuhan ekonomi yang lancer, cepat dan seimbang.
Di dunia sistem perekonomian dibagi menjadi 2 macam yaitu market economy dan planned ekonomya, namun sebenarnya tidak ada perekonomian yang benar-benar berencana karena masalah perencanaan adalah masalah kadar atau derajat saja (formalitas). Sistem sosialis yang terdesentralisir dapat dikatakan termasuk kategori pasar.
Perencanaan Dalam Perekonomian Kapitalis
Perencanaan pada umumnya merupakan usaha dengan tingkat pengerjaan yang tinggi dan harga yang stabil melalui kebijaksanaan fiskal dan moneter. Alat kebijaksanaan yang utama digunakan adalah terutama dalam bidang moneter, perpajakan, dan hubungan perdagangan luar negri.
Jadi, kalaupun tidak terdapat rencana ekonomi yang terisi dikebanyakan perekonomian kapitalis dalam arti seperangkat sasaran tertentu yang ditetapkan, tetapi perencanaan pemerintah dilaksanakan dengan dasar analisis trend masa lalu dan proyeksi keadaan ekonomi di masa yang akan datang.
Perencanaan Dalam Perekonomian Sosialis
Perencanaan peekonomian sosialis dikaitkan terutama dengan perekonomian Uni Sovyet (sebelum negara uni bubar) dan perekonomian ala Sovyet di Eropa Timur dan Asia (terutama RRC) dimana pemerintah secara aktif dan langsung mengendalikan gerak perekonomian melalui suatu proses pengambilan keputusan yang terpusat. Perbedaan yang esensial antara perekonomian kapitalis dan perekonomian sosialis adalah rangsangan versus pengendalian.
Perbedaan antara perana perencanaan perekonomian kapitalis dan perekonomian sosialis:
·         Peranan perekonomian kapitalis hanya berusaha untuk mencegah agar perekonomian tidak keluar dari lintasan pertumbuhan yang stabil yang diinginkan melalui alat kebijaksanaan yang aktif namun tidak langsung.
·         Peranan perekonomian sosialis hanya menetapkan seperangkat sasaran tertentu yang merupakan suatu rangkaian kemajuan ekonomi yang diinginkan akan tetapi juga berusaha melaksanakan rencananya secara langsung.
Perencanaan Dalam Perekonomian Campuran
Perekonomian campuran bercirikan adanya suatu lingkungan kelembagaan dimana sebagian dari sumberdaya produktif dan dikelola oleh pihak swasta, sedangkan sebagian oleh pemerintah. Tidak seperti perekonomian kapitalis yang biasanya pemilikan pemerintah hanya kecil sekali, maka perekonomian campuran dibedakan oleh adanya pengaruh pemerintah yang sangat besar.
Dua aspek utama dari Perencanaan Perekonomian Campuran:
1.          Penggunaan tabungan masyarakat dan pembayaran dari luar negri dilakukan secara sengaja oleh pemerintah untuk melaksanakan investasi-investasi pada proyek pemerintahdan memobilisir serta menyalurkan sumberdaya yang langka ke bidang yang bisa diharapkan memberi sumbangan ke arah kemajuan ekonomi dalam jangka panjang.
2.          Kebijaksanaan pemerintah untuk mempermudah, bahkan mengendalikan keadaan ekonomi swasta untuk menjamin suatu hubungan yang serasi antara pengusaha swasta dengan pemerintah pusat.
Sifat kompromi dari keadaan tersebut yaitu antara rangsangan kapitalis dan pengendalian sosialis tampak jelas dari karakteristik perencanaan dan perekonomian campuran.

No comments:

Post a Comment