Paradigma Perencanaan
Berdasarkan tipologi tersebut, maka jenis-jenis perencanaan
yang terbentuk dan berkembang antara lain berdasarkan paradigma
perencanaan :
1. Theosentris. Theosentris adalah
suatu paham yang melahirkan suatu pemerintahan teokrasi, yang menggabungkan
antara dogma-dogma agama dan kekuasaan dimana masyarakat diatur dan diperintah
oleh raja-raja melalui suatu sistem yang bersifat militer, yang didampingi oleh
ahli agama atau pendeta. Pada paradigma perencanaan ini, fungsi perencanaan
harus
menunjang kekuatan monarki, serta memberikan tekanan pada kepentingan penguasa, birokrat, militer dan penguasa keagamaan. Contoh hasil perencanaan jenis ini adalah Kota Jogja secara kosmologi, dan Hasta kosala-kosali secara mitologi.
menunjang kekuatan monarki, serta memberikan tekanan pada kepentingan penguasa, birokrat, militer dan penguasa keagamaan. Contoh hasil perencanaan jenis ini adalah Kota Jogja secara kosmologi, dan Hasta kosala-kosali secara mitologi.
2.
Positivism.
Perencanaan jenis ini hanya percaya pada perihal yang nyata, tidak khayal,
menolak metafisika dan teologi. Perencanaan harus bermanfaat dan diarahkan pada
pencapaian kemajuan, pasti, jelas dan tepat, serta menuju kearah penataan dan
penertiban. Pembangunan dan kemajuan ditandai oleh dominasi kerja ilmu
pengetahuan modern atau ilmu-ilmu positif. Fungsi perencanaan ini adalah
memastikan bahwa perencanaan memiliki kapasitas rekayasa sosial, memiliki citra
pasti, memiliki cetak biru (blueprint) dari suatu badan perencanaan,
program-program pasti dilaksanakan di lapangan tanpa perubahan, bersifat lebih
kearah pekerjaan keteknikan (engineering), penerapan standard-standard
teknis, pendekatan master plan, dan land use. Contoh hasil
perencanaan jenis ini adalah landuse planning sebagai bentuk orientasi
spasial dan RUTRK-RTRTK sebagai bentuk standard planning.
3.
Utopianism.
Utopianism adalah suatu paham yang bertujuan mengembangkan nilai-nilai esensial
kemanusiaan dan lingkungan yang telah terabaikan oleh sistem industri dan
birokrasi, untuk dibawa ke suatu masa depan yang ideal (lingkungan sosial dan
fisik). Fungsi perencanaan jenis ini adalah untuk mempertahankan atau
mengembalikan kesinambungan searah dan lembaga-lembaga kota yang telah
dihancurkan untuk kepentingan ekonomi profit, dikaitkan kembali dengan
nilai-nilai lingkungan perdesaan (udara bersih, open spaces,
pohon-pohon). Contoh hasil perencanaan jenis ini adalah perencanaan kota baru, garden
city, dll sebagai bentuk idealisme serta utopianisme.
4.
Rasionalism.
Rasionalisme adalah sumber pengetahuan yang dapat dipercaya adalah akal (rasio)
dan pengalaman (empiris) berfungsi meneguhkan pengetahuan yang diperoleh oleh
akal. Fungsi planning disini merupakan suatu aktivitas publik,
masyarakat memutuskan dan mengontrol pembangunannya sendiri dengan cara
rasional. Esensi planning dalam paradigma ini adalah rasionalitas atau
penerapan akal sehat, mengarah pada cara kerja ilmiah, memiliki citra pasti dan
menyeluruh, program-program disusun untuk dievaluasi dan memberikan peluang
bagi adanya tindakan pemecahan masalah (problem solving). Contoh hasil
paradigma perencanaan jenis ini adalah Repelita atau Repelitada, Pembagain
wilayah, dan SWP. Jenis perencanaan ini menganut paham-paham seperti rasional
komprehensif, incrementalism, dan strategic planning.
5.
Pragmatisme.
Dalam perencanaan jenis ini, perubahan bukan dituntun oleh pikiran-pikiran yang
datang dari luar, melainkan oleh pengalaman empiris langsung dimana kebenaran
adalah sesuatu yang membuktikan dirinya benar melalui pengalaman praktis dan
muara akhir dari pragmatisme adalah manfaat. Sesuatu yang tidak bermanfaat bagi
kehidupan praktis, tidak memiliki kekuatan kebenaran. Paradigma ini muncul
karena adanya kejenuhan - kejenuhan terhadap teori planning yang telah mapan
dan sering disebut sebagai pendekatan anti teori atau anti planning. Fungsi
paradigma perencanaan jenis ini menekankan pada incrementalism yang didasarkan
pada market decision-making, pembangunan diserahkan sepenuhnya kepada
mekanisme pasar tanpa intervensi jauh dari pemerintah, dan yang penting adalah
melakukan aksi atau kegiatan nyata (getting things done). Contoh
perencanaan ini adalah Kawasan Bisnis (swasta) dan Housing Estate.
6.
Fenomenologi.
Paradigma perencanaan ini memberi perhatian pada perihal yang nampak, terlihat
pada dirinya sendiri. Pengamatan pada yang nampak bertujuan me-nemukan
“hakekat” dengan menghubungkan kesadaran subyek dengan obyek dan menolak
bentuk-bentuk konformitas. Realitas itu relatif, hanya dapat dipahami melalui
agregat individu. Fungsi perencanaan ini adalah ketidak percayaan pada planning
yang bersifat menyeluruh dan berlaku umum (menolak "comprehensive
planning" dan "positive planning") dan Planning harus
berorientasi pada kesejahteraan masyarakat dan diarahkan pada tindakan nyata,
bukan sebagai alat penguasa dan pemilik modal. Dalam paradigma ini planning
harus responsif dan mendukung terbentuknya konsensus-konsensus baru atas dasar
pluralisme. Contoh hasil perencanaan jenis ini adalah advocacy dan empowerment
sebagai bentuk pemihakan dan equity planning.
Sedangkan berdasarkan substansi atau sektoral atau obyek
dari perencanaan, maka jenis perencanaan dibedakan menjadi:
- Sosial. Dalam jenis perencanaan ini dimungkinkan penggunaan dua pendekatan atau lebih misalnya social reform, atau social learning. Contoh : Keluarga Berencana, Perencanaan Kesehatan, Pengentasan Kemiskinan, dll.
- Ekonomi. Jenis perencanaan ini pada umumnya menggunakan pendekatan social reform – rational planning. Contohnya Repelita, Repelitada dan Business Plan.
- Spasial. Sama seperti perencanaan ekonomi, jenis perencanaan ini pada umumnya menggunakan pendekatan social dan rational planning. Contohnya RUTRK, RDTRK, RTRK, Perencanaan Kawasan Wisata, dll.
Di dalam perkembangannya, perencanaan menghadapi tantangan
akibat kemajuan peradaban manusia serta teknologi yang begitu pesat. Tantangan
perencanaan yang seperti masih saja menjadi pekerjaan rumah bagi para perencana
dewasa ini antara lain:
·
Kemiskinan
dan ketidakadilan sosial;
·
Globalisasi
dan pasar bebas atau kapitalisme atau komisialisasi atau privatisasi
·
Demokratisasi
dan Desentralisasi;
·
Pluralisme
·
Kerusakan
lingkungan;
·
Konsepsi
dan peran negara
Perencanaan Ekonomi
Perencanaan Ekonomi adalah
pengendalian dan pengaturan perekonomian dengan sengaja oleh suatu penguasa
pusat untuk mencapai suatu sasaran dan tujuan tertentu di dalam jangka waktu
tertentu pula. Menurut Mohammad Hatta, tujuan perencanaan adalah mengadakan
suatu perekonomian nasional yang diatur, yang direncanakan tujuannya dan
jalannya. Perencanaan pembangunan ditandai dengan adanya usaha dan tujuan yang
bersifat pembangunan tertentu.
Ciri-ciri
dari suatu perencanaan pembangunan perekonomian:
1.
Usaha
dalam meningkatkan pendapatan per kapita.
2.
Usaha
Pengadakan perubahan struktur ekonomi.
3.
Usaha
Perluasan kesempatan kerja.
4.
Usaha
pembinaan lembaga-lembaga ekonomi.
5.
Usaha
menjaga stabilitas ekonomi.
Unsur-unsur perencanaan pembangunan:
1.
Strategi
dasar rencana pembangunan.
2.
Adanya
kerangka rencana makro.
3.
Perkiraan
sumber-sumber pembangunan khususnya sumber pembiayaan pembangunan.
4.
Uraian
kerangka kebijaksanaan yang konsisten.
5.
Perencanaan
pembangunan adalah program investasi yang dilakukan secara sektoral.
Fungsi-fungsi perencanaan:
1.
Adanya
pedoman yang ditujukan dengan tujuan perekonomian.
2.
Dengan
rencana dapat dilakukan perkiraan potensi, prospek dan hambatan yang akan
datang.
3.
Perencanaan
sebagai alat ukur untuk mengadakan pengawasan evaluasi.
Sifat
dan Peranan Perencanaan Ekonomi
Suatu rencana ekonomi bisa dianggap sebagai target ekonomi
secara kuantitatif yang khusus dan harus dicapai dalam jangka waktu tertentu.
Rencana ekonomi bersifat komprehensif atau parsial yang artinya menetapkan
sasarannya mencakup seluruh aspek pokok perekonomian nasional, sedangkan yang
bersifat parsial adalah hanya mencakup sebagian dari perekonomian nasional
seperti sector industri, pertanian, luar negri, dsb.
Perekonomian pasar tidak sesuai dengan tugas operasional
negara-negara miskin, yakni bagaimana memobilisir sumberdaya yang terbatas
sehingga timbul perubahan structural untuk medorong pertumbuhan ekonomi yang
lancer, cepat dan seimbang.
Di dunia sistem perekonomian dibagi menjadi 2 macam yaitu
market economy dan planned ekonomya, namun sebenarnya tidak ada perekonomian
yang benar-benar berencana karena masalah perencanaan adalah masalah kadar atau
derajat saja (formalitas). Sistem sosialis yang terdesentralisir dapat
dikatakan termasuk kategori pasar.
Perencanaan Dalam Perekonomian
Kapitalis
Perencanaan pada umumnya merupakan usaha dengan tingkat pengerjaan
yang tinggi dan harga yang stabil melalui kebijaksanaan fiskal dan moneter.
Alat kebijaksanaan yang utama digunakan adalah terutama dalam bidang moneter,
perpajakan, dan hubungan perdagangan luar negri.
Jadi, kalaupun tidak terdapat rencana ekonomi yang terisi
dikebanyakan perekonomian kapitalis dalam arti seperangkat sasaran tertentu
yang ditetapkan, tetapi perencanaan pemerintah dilaksanakan dengan dasar
analisis trend masa lalu dan proyeksi keadaan ekonomi di masa yang akan datang.
Perencanaan Dalam Perekonomian
Sosialis
Perencanaan peekonomian sosialis dikaitkan terutama dengan
perekonomian Uni Sovyet (sebelum negara uni bubar) dan perekonomian ala Sovyet
di Eropa Timur dan Asia (terutama RRC) dimana pemerintah secara aktif dan
langsung mengendalikan gerak perekonomian melalui suatu proses pengambilan
keputusan yang terpusat. Perbedaan yang esensial antara perekonomian kapitalis
dan perekonomian sosialis adalah rangsangan versus pengendalian.
Perbedaan antara perana perencanaan perekonomian kapitalis
dan perekonomian sosialis:
·
Peranan
perekonomian kapitalis hanya berusaha untuk mencegah agar perekonomian tidak
keluar dari lintasan pertumbuhan yang stabil yang diinginkan melalui alat
kebijaksanaan yang aktif namun tidak langsung.
·
Peranan
perekonomian sosialis hanya menetapkan seperangkat sasaran tertentu yang
merupakan suatu rangkaian kemajuan ekonomi yang diinginkan akan tetapi juga
berusaha melaksanakan rencananya secara langsung.
Perencanaan Dalam Perekonomian
Campuran
Perekonomian campuran bercirikan adanya suatu lingkungan
kelembagaan dimana sebagian dari sumberdaya produktif dan dikelola oleh pihak
swasta, sedangkan sebagian oleh pemerintah. Tidak seperti perekonomian
kapitalis yang biasanya pemilikan pemerintah hanya kecil sekali, maka perekonomian
campuran dibedakan oleh adanya pengaruh pemerintah yang sangat besar.
Dua aspek utama dari Perencanaan
Perekonomian Campuran:
1.
Penggunaan
tabungan masyarakat dan pembayaran dari luar negri dilakukan secara sengaja
oleh pemerintah untuk melaksanakan investasi-investasi pada proyek
pemerintahdan memobilisir serta menyalurkan sumberdaya yang langka ke bidang
yang bisa diharapkan memberi sumbangan ke arah kemajuan ekonomi dalam jangka
panjang.
2. Kebijaksanaan
pemerintah untuk mempermudah, bahkan mengendalikan keadaan ekonomi swasta untuk
menjamin suatu hubungan yang serasi antara pengusaha swasta dengan pemerintah
pusat.
Sifat kompromi dari keadaan tersebut yaitu
antara rangsangan kapitalis dan pengendalian sosialis tampak jelas dari
karakteristik perencanaan dan perekonomian campuran.
No comments:
Post a Comment