Powered By Blogger

Saturday, July 29, 2023

KERJASAMA PENGELOLAAN MINYAK DAN GAS BUMI DI INDONESIA

 A.     Pengantar

Minyak dan gas bumi (migas) adalah bagian dari sumber daya alam yang bertindak sebagai sumber energi utama dalam kehidupan manusia yang tidak dapat dibarukan sehingga ketersediaannya terbatas. Jika Jumlahnya yang terbatas namun kebutuhan akan migas cukup besar berbanding terbalik dengan cadangan yang ditemukan, maka perlu dilakukan eksplorasi untuk terus menemukan resource demi memenuhi kebutuhan pasar yang terus meningkat setiap tahunnya. Migas hanya terbentuk dalam setting geologi dari mahluk hidup purbakala yang mati dan terkubur selama jutaan tahun mendapatkan tekanan dan suhu tinggi lalu berproses menjadi mineral.

Agar dapat membawa minyak dan gas bumi sampai ke permukaan dan dapat digunakan dibutuhkan proses yang mahal. Oleh karena itu, sektor pengolahan migas merupakan industri yang padat modal, padat teknologi, dan padat resiko. Karena sifatnya yang demikian, meskipun

Friday, August 21, 2020

Resume Artikel: CINA, HEGEMONI, DAN KEPEMIMPINAN DI ASIA TIMUR (David C. Kang)

 

CINA, HEGEMONI, DAN KEPEMIMPINAN DI ASIA TIMUR

(David C. Kang)

 

1.     Pendahuluan

            Apakah Cina saat ini merupakan "kekuatan besar yang meningkat", yang ditakdirkan untuk berperilaku seperti meningkatnya kekuatan Eropa di masa lalu, seperti Wilhelmine Germany atau Napoleonic France? Apakah Cina dan kawasan Asia Timur adalah sesuatu yang unik, dan haruskah mereka mengambil keputusan sendiri? Atau adakah pendekatan teoretis lain yang dapat membantu kita menjelaskan dan mengontekstualisasikan Asia Timur kontemporer? Dinamisme ekonomi dan diplomatik China baru-baru ini telah mendorong spekulasi luar biasa tentang implikasi regional dan global. Dalam lingkaran akademis dan pembuatan kebijakan, debat ini menyinggung seputar pertanyaan apakah Asia Timur akan berubah menjadi permainan keseimbangan yang hebat antara tidak akan mengikuti jalan yang melakukan aspiran kekuatan besar Eropa, itu jelas tidak berarti bahwa Asia Timur sebagai suatu wilayah adalah sui generis , dan mengambil Asia Timur dengan caranya sendiri daripada sebagai refleksi dari Eropa. tidak berarti berdebat untuk Asia Timur yang unik dan tidak berubah.

            Faktanya, ketika para cendekiawan mencari model teoretis dan empiris untuk memahami kebangkitan Cina dan hubungannya dengan negara-negara tetangganya, mungkin lebih bermanfaat untuk mengeksplorasi konsep hegemoni, daripada keseimbangan kekuasaan, dan membandingkan Cina dengan negara lain. Uni Soviet bukan Eropa. Uni Soviet merupakan tantangan militer, ekonomi, dan ideologis bagi hegemoni Barat dan Amerika. 2 Secara teoritis, argumen utama dari esai ini adalah untuk

Sunday, August 9, 2020

Perencanaan Pertanian dengan Pendekatan Menetapkan Target dan Mengalokasikan Sumber Daya pada Perkebunan Komoditas Kopi

A.      Latar Belakang

Salah satu subsektor pertanian yang memiliki basis sumberdaya alam adalah subsektor perkebunan. Subsektor perkebunan merupakan salah satu subsektor yang mengalami pertumbuhan paling konsisten, baik ditinjau dari luas areal maupun produksi. Sebagai salah satu subsektor penting dalam sektor pertanian, subsektor perkebunan secara tradisional mempunyai kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Subsektor perkebunan mempunyai kontribusi yang cukup signifikan dalam penyediaan lapangan kerja terutama bagi negara berkembang seperti Indonesia dimana penyediaan lapangan kerja merupakan masalah yang mendesak.  Kontribusi dalam penyediaan lapangan kerja cukup strategis karena penyediaan lapangan kerja oleh subsektor perkebunan berlokasi di perdesaan sehingga mampu mengurangi arus urbanisasi.

Komoditas unggulan dalam subsektor perkebunan yang menjadi salah satu primadona adalah kopi. Kopi merupakan produk yang mempunyai peluang pasar yang baik di dalam negeri maupun luar negeri. Indonesia merupakan salah satu produsen kopi terbanyak di dunia. Menurut data statistik International Coffee Organization (ICO), Indonesia merupakan negara dengan penghasil komoditas kopi terbanyak ke-3, setelah Brazil dan Vietnam.

Peluang untuk mengembangkan kopi sebagai penggerak perekonomian daerah sebenarnya sangat besar, khususnya bagi daerah-daerah sentra produksi kopi.  Peluang ini semakin besar dan terbuka lebar terutama setelah dirintisnya konsep Kawasan Agropolitan di beberapa wilayah perdesaan di Indonesia.