Penyebab dan
Dampak Banjir
Hujan
terkadang turun dalam jumlah yang tidak normal. Jika jumlahnya terlalu banyak
dapat menyebabkan banjir, sebaliknya jika terlalu sedikit akan menyebabkan
kekeringan. Kejadian semacam ini adalah hal yang alami dalam perubahan iklim.
Banjir
periodik adalah kejadian alam yang terjadi secara berulang disebabkan oleh
aliran sungai yang meluap. Ketika daerah tangkapan hujan menerima air yang
berlebihan akibat hujan turun sangat deras atau terjadi dalam jangka waktu yang
cukup lama, air sungai akan meluap dan menggenangi daerah landai di sekitar
sungai. Daerah ini disebut daerah dataran banjir.
Pada
kondisi tertentu, banjir bandang yang disebabkan oleh hujan yang sangat deras
dan biasanya diiringi dengan badai dapat terjadi. Hujan yang jatuh di daerah
yang lebih tinggi mengalir dengan cepat ke daerah yang lebih rendah sehingga
tidak sempat terserap oleh tanah. Banjir ini terjadi sangat cepat (kurang dari 6 jam) di daerah yang relatif lebih rendah.
tidak sempat terserap oleh tanah. Banjir ini terjadi sangat cepat (kurang dari 6 jam) di daerah yang relatif lebih rendah.
Banjir
memiliki dampak-dampak yang tidak diinginkan antara lain dampak fisik, sosial,
ekonomi dan lingkungan.
•
Dampak fisik adalah
kerusakan pada sarana-sarana umum, kantor-kantor pelayanan publik yang
disebabkan oleh banjir.
•
Dampak sosial
mencakup kematian, risiko kesehatan, trauma mental, menurunnya perekonomian,
terganggunya kegiatan pendidikan (anak-anak tidak dapat pergi ke sekolah),
terganggunya aktivitas kantor pelayanan publik, kekurangan makanan, energi, air
, dan kebutuhan-kebutuhan dasar lainnya.
•
Dampak ekonomi
mencakup kehilangan materi, gangguan kegiatan ekonomi (orang tidak dapat pergi
kerja, terlambat bekerja, atau transportasi komoditas terhambat, dan
lain-lain).
•
Dampak lingkungan
mencakup pencemaran air (oleh bahan pencemar yang dibawa oleh banjir) atau
tumbuhan disekitar sungai yang rusak akibat terbawa banjir.
Dampak
banjir terhadap masyarakat tidak hanya berupa kerugian harta benda dan
bangunan. Selain itu, banjir juga mempengaruhi perekonomian masyarakat dan
pembangunan masyarakat secara keseluruhan, terutama kesehatan dan pendidikan. Banjir
tidak sepenuhnya dapat dihindari. Perlindungan total terhadap banjir adalah
sesuatu yang tidak mungkin, namun dampak banjir dapat dikurangi.
Dari
informasi di atas, Anda dapat melihat bahwa banjir adalah kejadian alamiah yang
umumnya disebabkan oleh air yang melimpah dari sungai. Sungai membutuhkan
dataran banjir di sekitarnya sebagai tempat di mana air dapat melimpah.
Yang perlu diperhatikan adalah: Bagaimana
menyikapi kemungkinan terjadinya banjir secara efektif di daerah perkotaan dan
bagaimana mengatasi ketidakpastian. Perencanaan dalam kesiapsiagaan dan tanggap
darurat melalui penanggulangan banjir berbasis masyarakat dapat mengurangi
potensi dampak banjir terhadap masyarakat, lingkungan dan ekonomi.
Partisipasi
Masyarakat dalam Penanggulangan Banjir
Beberapa
jam pertama pada saat bencana misalnya saat terjadinya banjir besar adalah
waktu yang paling kritis bagi masyarakat. Tindakan cepat dan terkoordinasi
(yang telah direncanakan secara berhati-hati sebelumnya) ditambah dengan
pengetahuan yang baik tentang masyarakat dan lingkungan adalah hal terpenting
dalam mengurangi dampak banjir pada masyarakat, harta benda dan lingkungan.
Penanggulangan banjir tentu saja membutuhkan
partisipasi masyarakat. Hanya masyarakat itu sendiri yang mampu mengidentifikasi
kebutuhan dan mengetahui urutan prioritasnya. Hanya mereka yang paling mampu
dalam menjabarkan masalah-masalah yang ada serta melakukan tindakan responsif
berdasarkan sumber daya dan kapasitas lokal yang tersedia, sehingga
penanggulangan banjir dapat direncanakan dan diterapkan secara efektif, karena:
•
Tidak ada yang
lebih mengerti kesempatan dan hambatan setempat selain masyarakat itu sendiri;
•
Tidak ada yang
lebih tertarik untuk memahami bagaimana bertahan hidup dalam kondisi yang
terancam daripada masyarakat itu sendiri;
•
Masyarakat akan
mengalami banyak kerugian apabila mereka tidak dapat merumuskan keterbatasan
mereka dan mengatasinya, namun masyarakat juga akan banyak memperoleh
keuntungan apabila mereka dapat mengurangi dampak banjir;
•
Masyarakat yang
mandiri dapat membantu pemerintah dalam mengatasi banjir di daerah.
Partisipasi
masyarakat harus dilakukan secara terorganisasi dan terkoordinasi agar dapat
terlaksana secara efektif. Sebuah organisasi masyarakat sebaiknya dibentuk
untuk mengambil tindakan-tindakan awal dan mengatur peran serta masyarakat
dalam penanggulangan banjir. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan
masyarakat dalam menghadapi banjir sekaligus mengurangi dampaknya.
Organisasi
masyarakat ini akan banyak berperan sebelum, ketika dan setelah terjadinya
banjir. Peran utama organisasi ini adalah:
•
Menghimbau
masyarakat untuk membentuk tim kerja yang didasarkan atas semangat gotong
royong.
•
Menyatukan organisasi-organisasi,
partai-partai, dan kelompok-kelompok (karang taruna, PKK dan organisasi
keagamaan) untuk memberikan perhatian lebih dan berperan lebih aktif dalam
menghindari banjir.
•
Menjalin hubungan
yang baik dengan pihak-pihak lain seperti LSM dan institusi pemerintahan untuk
mendukung masyarakat secara menyeluruh.
•
Menerima pelatihan
dari institusi pemerintahan atau LSM untuk memperoleh pengetahuan dan kemampuan
yang baik dalam menghadapi banjir dengan efektif. Organisasi masyarakat
tersebut akan menyampaikan pengetahuan dan kemampuan yang mereka dapatkan dari
pelatihan kepada anggota masyarakat lainnya atau menerapkannya langsung.
•
Bekerjasama dengan
organisasi-organisasi atau individu-individu di luar masyarakat yang memberikan
bantuan dan fasilitas-fasilitas, seperti dapur umum, makanan, dan-lain-lain. Organisasi
masyarakat ini diharapkan mampu mengetahui kebutuhan masyarakat dan
mengkoordinasikannya dalam kegiatan terkait, sehingga menghemat dana
masyarakat.
Organisasi
masyarakat seperti ini sangat penting untuk membangun kemampuan masyarakat
dalam mengatasi bencana seperti banjir. Dengan bantuan organisasi ini,
masyarakat dapat melakukan tindakan-tindakan penting secara terkoordinasi pada
waktu yang tepat ketika banjir. Selain itu, masyarakat juga akan terdorong
untuk bereaksi dengan cepat, efisien, dan praktis, sehingga sumber daya
masyarakat dapat digunakan secara ekonomis.
Organisasi masyarakat ini
dapat berupa organisasi baru yang sengaja dibentuk, ataupun berasal dari
organisasi yang telah ada, seperti Satgas banjir, namun tugas dan anggotanya
dapat ditambah sesuai dengan kebutuhan. Organisasi ini sebaiknya dibentuk di
tingkat RT/RW agar dapat bekerja dengan efektif dan melayani anggota masyarakat
dalam jumlah yang tidak terlalu banyak.
Peranan Masyarakat
dalam Siklus Penanggulangan Banjir
Untuk
mengurangi potensi dampak buruk dari banjir secara efektif, masyarakat harus
memiliki komitmen untuk melakukan kegiatan-kegiatan penanggulangan banjir
melalui tahapan sebagai berikut:
Tahapan-tahapan
dan kegiatan yang terkait didalamnya berhubungan satu sama lain dan harus
dilaksanakan secara bertahap dan terus menerus. Kegiatan tersebut bukanlah
serangkaian kegiatan yang dimulai seketika sebelum banjir dan berakhir setelah
terjadinya banjir.
Kesiapsiagaan dalam
menghadapi banjir terdiri dari kegiatan yang memungkinkan masyarakat untuk
dapat bertindak dengan cepat dan efektif ketika terjadi banjir. Beberapa
tindakan kesiapsiagaan terhadap banjir adalah:
•
Membuat pertemuan
untuk membahas pengalaman banjir terakhir dan melakukan perencanaan untuk
menghadapi banjir yang akan datang
•
Pemberdayaan
masyarakat
•
Meningkatkan
kesadaran dan pengertian masyarakat tentang penyebab banjir dan dampaknya
•
Promosi
keterlibatan masyarakat dan pertolongan diri sendiri
•
Membentuk dan
memperkenalkan sistem peringatan dini
•
Membangun
pengetahuan masyarakat dan melatih tokoh masyarakat
•
Menyiapkan jalur
evakuasi dan tempat pengungsian
Ketika banjir terjadi
semua kegiatan akan dilakukan dalam situasi gawat darurat di bawah kondisi yang
kacau balau, sehingga perencanaan, koordinasi dan pelatihan dengan baik sangat
dibutuhkan supaya penanganan dan evakuasi ketika banjir berlangsung dengan
baik.
Daftar Pustaka
UNESCO office. 2007. Petunjuk Praktis: Partisipasi Masyarakat
dalam Penanggulangan Banjir. Jakarta.
Bappenas:
Deputi Bidang Sarana dan Prasarana, Direktorat Pengairan dan Irigasi. 2018. Kebijakan Penanggulangan Banjir di Indonesia.
Jakarta.
No comments:
Post a Comment