1. Keterkaitan
Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan dalam Perencanaan Pembangunan dan
Agribisnis
·
Keterkaitan ESDAL dengan Perencanaan
Pembangunan :
Sebenarnya
kegiatan pembangunan akan berhubungan langsung dengan pemanfaatan sumber daya
alam apalagi yang bersifat fisik jelas mengandung resiko terjadinya perubahan
ekosistem yang mungkin akan mengakibatkan dampak, baik yang bersifat negatif
maupun yang positif.
Oleh
karena itu dibutuhkan perencanaan pembangunan yang
berkaitan dengan ekonomi sumber daya alam dan lingkungan yaitu upaya sadar dan
berencana menggunakan dan mengelola sumber daya secara bijaksana dalam
pembangunan yang terencana dan berkesinambungan untuk meningkatkan mutu hidup.
Terlaksananya pembangunan berwawasan lingkungan dan terkendalinya pemanfaatan
sumber daya alam secara bijaksana merupakan tujuan utama pengelolaan lingkungan
hidup.
Berkaitan dengan
hal tersebut maka pemerintah mengeluarkan Kebijakan /
Aspek Hukum Perlindungan Lingkungan yang disebut Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL) adalah : Keputusan Menteri KLH No.12/MENLH/3/94
tentang Pedoman Umum Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan
Lingkungan, Keputusan Menteri KLH No.11/MENLH/3/1993
tentang Jenis Usaha atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi
Dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, dsb.
Dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, dsb.
· Keterkaitan ESDAL
dengan Agribisnis
Keterkaitan
ekonomi sumber daya alam dan lingkungan dalam agribisnis yaitu sebagai penyedia
bahan baku, penerima sisa produksi/konsumsi, dan penyedia fasilitas. Implikasi
dari peranan tersebut adalah bahwa lingkungan merupakan komponen penting dari agribisnis.
Ini menyiratkan bahwa dalam agribisnis, nilai lingkungan harus diperlakukan
sama, seperti halnya perlakuan terhadap nilai aset yang lain (tenaga kerja dan
modal) yakni sebagai aset ekonomi. Ini berarti pula bahwa jika ekonomi ingin
diperbaiki, maka kualitas sumberdaya alam dan lingkungan perlu dipertahankan.
Agribisnis,
dengan perkataan lain, adalah cara pandang ekonomi bagi usaha penyediaan
pangan. Sebagai subjek akademik, agribisnis mempelajari strategi memperoleh
keuntungan dengan mengelola aspek budidaya, penyediaan bahan baku, pascapanen,
proses pengolahan, hingga tahap pemasaran.
2.
Cara
mengukur Nilai Ekonomi Lingkungan
·
Metode Total
Economic Value (TEV)
Cara untuk melakukan valuasi ekonomi adalah dengan menghitung Nilai Ekonomi
Total (NET). Nilai Ekonomi Total adalah nilai-nilai ekonomi yang terkandung
dalam suatu sumber daya alam, baik nilai guna maupun nilai fungsional yang
harus diperhitungkan dalam menyusun kebijakan pengelolaannya sehingga alokasi
dan alternatif penggunaannya dapat ditentukan secara benar dan mengenai
sasaran. NET dapat dipecah-pecah ke dalam beberapa komponen. NET ini juga dapat
diinterpretasikan sebagai NET dari perubahan kualitas lingkungan hidup (Irmadi,
2004).
NET atau Total Economic Value (TEV) dapat
ditulis dalam persamaan matematis sebagai berikut (CSERGE, 1994 dalam Irmadi,
2004):
TEV = UV + NUV = (DUV + IUV + OV) + (EV + BV)
Dimana:
TEV = Total Economic Value (Nilai Ekonomi Total)
Total nilai ekonomi yang dimiliki
suatu sumberdaya.
UV = Use Values (Nilai Manfaat)
Yaitu suatu cara penilaian atau
upaya kuantifikasi barang dan jasa sumberdaya alam dan lingkungan ke nilai uang
(monetize), terlepas ada atau tidaknya nilai pasar terhadap barang dan
jasa tersebut.
NUV = Non-Use Value (Nilai Bukan
Manfaat)
Nilai yang
diperoleh dari suatu sumberdaya yang bukan dari pemanfaatan terhadap sumberdaya
tersebut.
DUV = Direct Use Value (Nilai
Kegunaan Langsung)
Yaitu output (barang dan jasa) yang
terkandung dalam suatu sumberdaya yang secara langsung dapat dimanfaatkan.
IUV = Indirect Use Value (Nilai
Kegunaan Tidak Langsung)
Yaitu barang dan jasa yang ada
karena keberadaan suatu sumberdaya yang tidak secara langsung dapat diambil dari sumberdaya alam tersebut.
OV = Option Value (Nilai
Pilihan)
Niali pilihan ini biasanya
diinterpretasikan sebagai nilai keanekaragaman dari suatu ekosistem
(Biodiversity)
EV = Exsistence Value (Nilai
Keberadaan)
Yaitu nilai keberadaan suatu
sumberdaya alam yang terlepas dari manfaat yang dapat diambil daripadanya.
Nilai ini lebih berkaitan dengan nilai relijius yang melihat adanya hak hidup
pada setiap komponen sumberdaya alam.
BV = Bequest Value (Nilai
Warisan)
Nilai yang berkaitan dengan
perlindungan atau pengawetan (preservation) suatu sumberdaya agar dapat
diwariskan kepada generasi mendatang sehingga mereka dapat mengambil manfaat
daripadanya sebagai manfaat yang telah diambil oleh generasi sebelumnya.
· Metode Contingent
Valuation Methods (CVM)
Contingent Valuation Methods (CVM)
merupakan metode yang dianggap dapat digunakan untuk menghitung jasa-jasa
lingkungan/fungsi ekosistem yang dianggap tidak memiliki nilai guna. Misalnya,
nilai jasa kebersihan lingkungan, nilai kerugian atas kemacetan transportasi,
nilai kerugian masyarakat atas bahaya banjir akibat kerusakan lingkungan -> sulit diukur
dari sudut pandang pasar. Contingent Valuation Method (CVM) adalah metode
valuasi berdasarkan survei yang digunakan untuk memberikan penilaian moneter
pada barang atau komoditas lingkungan. Ide yang mendasari metode ini adalah
bahwa sesungguhnya orang-orang memiliki preferensi, yang tersembunyi, untuk
semua komoditas lingkungan. Di sini diasumsikan bahwa orang-orang memiliki
kemampuan untuk mentransformasikan preferensi-preferensi ini ke dalam satuan moneter (d’Arge, 1985)
Untuk menghitung nilai CVM ini dapat
ditanyakan langsung ke individu/masyarakat sejauhmana masyarakat mau membayar
untuk perubahan kualitas lingkungan CVM adalah metode teknik survey untuk menanyakan
penduduk tentang nilai atau harga yang mereka berikan terhadap komoditi yang tidak
memiliki pasar, seperti barang lingkungan, jika pasarnya betul-betul tersedia
atau jika ada cara-cara pembayaran lain seperti pajak diterapkan.
Tujuan CVM: menghitung nilai (harga)
atau penawaran yang mendekati keadaanyang sebenarnya jika pasar dari
barang-barang tersebut benar-benar ada. pasar hipotetik (kuesioner dan
responden) harus sebisa mungkin mendekati kondisi pasar yang sebenarnya. Responden harus mengenal dengan
baik ’barang’ yang ditanyakan dalam kuesioner
dan alat hipotetik yang digunakan untuk pembayaran, seperti pajak dan biaya
masuk (retribusi) secara langsung, yang juga dikenal sebagai alat pembayaran.
3.
Emisi
Pribadi
No comments:
Post a Comment